Halo, lagi! Pertama-tama, saya mau ngucapin selamat tahun baru. Semoga di tahun ini, only the good things will happen to me, you; us. Aminin aja. So di tahun ini, aku disuruh ngepost disini lagi sama guru TIK aku. Aha. Enak ya kalo tugas kaya gini. Suka banget. Thanks pak! Aku mau limpahin botol hati aku aja deh, soalnya kasian temen-temen aku kalo aku cerita beginian. Mereka udah capek, stress, lelah, masa aku tambahin lagi bebannya? It's not like they'd care too. They have their own problems, and I respect that. Jadi, waktu Minggu kemaren di gereja, tiba-tiba I was strucked by reality. Kaya tiba-tiba aja, gak ada prolognya, langsung klimaks. Bahwa sekarang tuh udah Januari. Bahwa waktu aku di bangku SMA cuma 85 hari lagi (temen aku ada yang ngitungin). Dan bahwa bulan depan udah uprak, UAS, US, terus diakhiri dengan UAN. Dan bulan depan tuh kaya tinggal 20 hari lagi! I was like, "Dafuk? Gua belom review pelajaran kelas 10-11 sama sekali! Shit I should've nyicil Desember kemaren." but the thing is I was too tired karena di drill pas semester 5. Jadi Desember aku gak ngapa-ngapain. Terus I had panic attack after thinking about what is going to come for a few moments, kaya napas pendek-pendek gitu sama keringetan. Aneh ya? Tapi gak tau sih itu termasuk panic attack apa bukan, tapi waktu itu rasanya sesek aja, susah napas. Teruus sekarang udah banyak ulangan, tugas, paper, beban mental dan fisik (side-eyeing olahraga because tadi aku lari 400 m yaampun capek banget pinggang sama pantat aku langsung sakit). Terus aku les inten yang kelarnya jam 8 malem. Nyampe rumah jam 9, masih bau ketek. Belom mandi, merem, makan, belajar buat besok lagi, nyicil tugas-tugas. Kadang-kadang kalo aku udah bener-bener capek banget kaya when my shoulders start to feel heavy and backpains strucks me; aku copot façade aku, lay down on my bed for 15-20 minutes, lights off, and I devour the silence. Gak mikir, cuma diem aja. Ya, istilahnya ngecharge diri alias dwell in the dark. (Ada lagunya loh. Nih.) Soalnya aku introvert, jadi kalo abis ketemu banyak orang rasanya mau sendiri dulu, capek komunikasi dan berinteraksi mulu. Teruus karena banyak banget yang harus dilakuin, aku dua pertemuan terakhir pulang inten jam 6, bukan jam 8. Terus masa aku dimarahin, karena "gak bisa ngatur jadwal" dan "mengganggu jadwal inten". Yakali pak saya mentingin inten, sekolah tuh jauh lebih penting. Mikir dikit doesn't hurt a soul kok pak, unless you don't have one. Oops. You don't. Terus tadi paper aku direvisi lagi sama pembimbing aku. Aku kan kumpulnya tanggal 7/1 alias minggu lalu, terus aku kaya "kenapa gak revisi dari kemaren-kemaren???? Ada waktu seminggu jfc. Besok sidang jfc mau mati UGH CAPEK BGT IDUP TUHAN." gitu. Rasanya mau marah. Tapi gak ada yang bisa dimarahin. Gak bisa marahin pembimbing aku juga, soalnya dia baik banget sama aku. Selalu direvisi, dan aku bersyukur kaya hal ini. Temen aku, empi alias Regina alias nagin(i) (LOL ulernya Voldemort) itu gak pernah direvisi sama pembimbingnya. Makanya aku selalu brag tentang guru pembimbing aku ke semua temen-temen aku. Ya, segitu aja. Sebenernya aku masih mau marah. Tapi gak bisa. Mau nangis, gak mau. Pasti ditanya-tanya. Aku gak suka di interogasi. Mau diem doang untuk selamanya, nanti diomongin orang. Berisik. Sebenernya, sometimes all I need is cuma a hug kok. A pat in the back, saying I'll be able to go through this all. That the person will be with me. Emotionally. But that'd be too much to ask. All I need is a hug and a shoulder. They'd suffice. + A shoutout to the songs that I've been binge-playing the past month/week.
0 Comments
Leave a Reply. |
Prologuenot much goes on inside my head anymore. In my house of sadness, may I invite you in?
my people.Categoriespain is inevitable. suffering, is optional. Archives
November 2017
CHECK OUT MY TEAM'S PERFORMANCE BELOW!
|