Sayangku, kegilaan itu
Bukanlah milikmu seorang Aku, pun, setiap momennya (kuhitung setiap detiknya) Menjilatinya dengan tersiksa Sungguh tercengengkram, sungguh mencekam Bagai kuk yang mengikat ujung dari genggaman kewarasan Sangat kuat Sangat dalam. Betapa menyitanya, Begitu laknatnya, Hati, waktu, Pikiran yang makin mengeropos; Kegilaan ini Begitu sunyi Sungguh menyendiri Tapi adikku, sayang, Janganlah, sekalipun, Mencicipi kegilaan ini Biarlah aku saja, sayang. Biarkan aku saja. Dari kakakmu yang mencintaimu;
0 Comments
|
Prologuenot much goes on inside my head anymore. In my house of sadness, may I invite you in?
my people.Categoriespain is inevitable. suffering, is optional. Archives
November 2017
CHECK OUT MY TEAM'S PERFORMANCE BELOW!
|